Notification

×

Iklan


Iklan

Tradisi Ngunjung Buyut Pengampon "Nyi Mas Endang Geulis" Di Padati Ribuan Penonton

Kamis, 11 September 2025 | September 11, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-09-15T02:26:28Z

 


Mediapemuda.com - Tradisi adat ngunjung buyut Pengampon "Nyi Mas Endang Geulis" di Desa Danawinangun kecamatan klangenan Kabupaten Cirebon, merupakan sebuah upacara adat yang di laksanakan setiap tahunnya oleh masyarakat Desa Danawinangun. Pada rabu (10/09/2025) malam.


Hadir dalam acara tersebut Kuwu Danawinangun Sukarman, forum kuwu sekecamatan klangenan, camat klangenan H. Yono Purnomo, S. Sos., M.si, Polsek klangenan Polresta Cirebon Polda Jabar, Koramil Klangenan 0620/15 Cirebon, tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan tamu undangan lainnya.


Ribuan penonton pun berdatangan baik warga dari desa Danawinangun maupun dari desa tetangga bahkan dari luar kecamatan memadati dan berjejer memenuhi jalanan sekitar desa Danawinangun untuk melihat serta menyaksikan arak - arakan buyut pengampon “Nyi Mas Endang Geulis".

Sebelum acara ngarak berjalan prosesi upacara adat pun di laksanakan terlebih dahulu yaitu melakukan dzikir dan do'a. Prosesi pertama pembacaan shalawat nabi kedua melakukan tawasulan, tahlilan dan do'a bersama yang di lakukan oleh tokoh ulama, tokoh adat beserta masyarakat Desa Danawinangun tujuannya untuk menghormati dan mengenang jasa leluhur, terakhir mengarak benda pusaka keliling wilayah Desa Danawinangun di iringi kalimat tahmid "La ila Ha illallah".


Setelah upacara adat atau berdoa bersama selesai, acara arak-arakan atau ngarak benda pusaka pun di mulai pada pukul 20.00 wib sampai pukul 03.00 wib dini hari dengan rute wilayah yang dilewati yaitu wilayah Desa Danawinangun dan wilayah Desa Jamblang yang dulunya pemekaran dari Desa Danawinangun.


"Alhamdulillah prosesi adat buyut Pengampon Nyi Mas Endang Geulis berjalan dengan lancar dan kondusif, adapun rangkaian kegiatan yang di laksanakan dalam pelaksanaan acara selanjutnya mendatangkan hiburan yakni kesenian tradisional wayang golek, sandiwara dan wayang kulit yang tiap tahunnya di laksanakan sebagai bentuk kelestarian budaya lokal," ucap kuwu Sukarman. (Red)


×
Berita Terbaru Update